Skip to main content

Terjemahan perdana

 ู†ูˆุงุฏุฑ ูˆุทุฑู

1- ุฏุฎู„ ุฑุฌู„ ูŠุฏุนู‰ ุนู…ุฑุงู† ุนู„ู‰ ุงู…ุฑุฃุชู‡ุŒ ูˆูƒุงู† ู‚ุจูŠุญ ุงู„ูˆุฌู‡ ุฌุฏุงู‹ุŒ ูˆูƒุงู†ุช ุงู…ุฑุฃุชู‡ ุฌู…ูŠู„ุฉุ› ูู„ู…ุง ู†ุธุฑ ุฅู„ูŠู‡ุง ุงุฒุฏุงุฏุช ููŠ ุนูŠู†ู‡ ุฌู…ุงู„ุงู‹ ูˆุญุณู†ุงู‹ุ› ูู„ู… ูŠุชู…ุงู„ูƒ ุฃู† ูŠุฏูŠู… ุงู„ู†ุธุฑ ุฅู„ูŠู‡ุงุŒ ูู‚ุงู„ุช: ู„ู…ุงุฐุง ุชุฏูŠู… ุงู„ู†ุธุฑ ุฅู„ูŠ ู‡ูƒุฐุงุŸ ู‚ุงู„: ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ุŒ ู„ู‚ุฏ ุฃุตุจุญุช ูˆุงู„ู„ู‡ ุฌู…ูŠู„ุฉ. ูู‚ุงู„ุช ู„ู‡: ุฅุฐู† ูุฃู†ุง ูˆุฃู†ุช ููŠ ุงู„ุฌู†ุฉ!! ู‚ุงู„: ูˆู…ู† ุฃูŠู† ุนู„ู…ุช ุฐู„ูƒุŸ ู‚ุงู„ุช: ู„ุฃู†ูƒ ุฃุนุทูŠุช ู…ุซู„ูŠ ูุดูƒุฑุชุŒ ูˆุฃู†ุง ุฃุนุทูŠุช ู…ุซู„ูƒ ูุตุจุฑุชุ› ูˆุงู„ุตุงุจุฑ ูˆุงู„ุดุงูƒุฑ ููŠ ุงู„ุฌู†ุฉ.

2- ุฑุฃู‰ ุทููŠู„ูŠ ู‚ูˆู…ุงู‹ ุฐุงู‡ุจูŠู†ุŒ ูุงุนุชู‚ุฏ ุฃู†ู‡ู… ููŠ ุฏุนูˆุฉ ุฅู„ู‰ ูˆู„ูŠู…ุฉุŒ ูุฐู‡ุจ ุฎู„ูู‡ู…ุŒ ูุฅุฐุง ู‡ู… ุดุนุฑุงุก ู‚ุตุฏูˆุง ุงู„ุฃู…ูŠุฑ ุจู…ุฏุงุฆุญ ู„ู‡ู…ุŒ ูู„ู…ุง ุฃู†ุดุฏ ูƒู„ ูˆุงุญุฏ ุดุนุฑู‡ุŒ ูˆุฃุฎุฐ ุฌุงุฆุฒุชู‡ุŒ ู„ู… ูŠุจู‚ ุฅู„ุง ุงู„ุทููŠู„ูŠุŒ ูˆู‡ูˆ ุฌุงู„ุณ ู„ุง ูŠุชูƒู„ู…ุŒ ูู‚ูŠู„ ู„ู‡: ุฃู†ุดุฏ ุดุนุฑูƒ. ูู‚ุงู„: ู„ุณุช ุดุงุนุฑุงู‹. ู‚ูŠู„: ูู…ู† ุฃู†ุชุŸ ู‚ุงู„ ู…ู† ุงู„ุบุงูˆูŠู† ุงู„ุฐูŠู† ู‚ุงู„ ุงู„ู„ู‡ ููŠู‡ู…: {ูˆุงู„ุดุนุฑุงุก ูŠุชุจุนู‡ู… ุงู„ุบุงูˆูˆู†} ูุถุญูƒ ุงู„ุฃู…ูŠุฑ ู…ู† ุฅุฌุงุจุชู‡ุŒ ูˆุฃู…ุฑ ู„ู‡ ุจุฌุงุฆุฒุฉ.

3- ุณุงูุฑ ุนุซู…ุงู† ุจู† ุฑูˆุงุญุŒ ูˆุตุฏูŠู‚ ู„ู‡ ุฅู„ู‰ ุจู„ุฏ ุจุนูŠุฏุŒ ูู‚ุงู„ ู„ู‡ ุตุฏูŠู‚ู‡ ููŠ ุงู„ุณูุฑ: ุงุฐู‡ุจ ูŠุง ุนุซู…ุงู† ุฅู„ู‰ ุงู„ุณูˆู‚ ูˆุงุดุชุฑ ู„ู†ุง ู„ุญู…ุงู‹. ูู‚ุงู„ ู„ู‡ ุนุซู…ุงู†: ูˆุงู„ู„ู‡ ู…ุง ุฃุณุชุทูŠุน. ูู‚ุงู… ุงู„ุตุฏูŠู‚ ูˆุงุดุชุฑู‰ ู„ุญู…ุงู‹ุŒ ูˆุนุงุฏ ูŠู‚ูˆู„: ู‚ู… ุงู„ุขู† ูˆุงุทุจุฎ ุงู„ู„ุญู…. ูู‚ุงู„ ุนุซู…ุงู† ุจู† ุฑูˆุงุญ: ูˆุงู„ู„ู‡ ู„ุง ุฃุณุชุทูŠุน. ูุทุจุฎ ุตุฏูŠู‚ู‡ ุงู„ู„ุญู…ุŒ ูˆุนุงุฏ ูŠู‚ูˆู„: ุงู„ุขู† ู‚ุฏ ุฃุนุฏ ุงู„ุทุนุงู…ุŒ ูˆู…ุง ุนู„ูŠูƒ ุฅู„ุง ุฃู† ุชุถุนู‡ ุฃู…ุงู…ูƒ. ูู‚ุงู„ ุนุซู…ุงู† ุจู† ุฑูˆุงุญ: ู…ุง ุฃุณุชุทูŠุนุŒ ููˆุถุน ุงู„ุตุฏูŠู‚ ุงู„ุทุนุงู… ุฃู…ุงู…ู‡ุŒ ูˆู‚ุงู„ ู„ู‡: ุฃู„ุง ุชุฃูƒู„ ุงู„ุขู†ุŸ ูู‚ุงู„ ู„ู‡ ุนุซู…ุงู†: ูˆุงู„ู„ู‡ ู„ู‚ุฏ ุงุณุชุญูŠูŠุช ู…ู† ูƒุซุฑุฉ ุงุนุชุฐุงุฑูŠุ› ูˆู‚ุงู… ูˆุฃูƒู„ ูˆู‡ูˆ ุบุงุฑู‚ ููŠ ุงู„ุถุญูƒ.

4- ุฏุฎู„ ุฃุดุนุจ ุนู„ู‰ ุฌู…ุงุนุฉ ูŠุฃูƒู„ูˆู†ุŒ ูˆู‡ู… ู„ุง ูŠุนุฑููˆู†ู‡ุŒ ูู‚ุงู„ ู„ู‡ู…: ุงู„ุณู„ุงู… ุนู„ูŠูƒู… ูŠุง ุฃูŠู‡ุง ุงู„ู„ุฆุงู…. ูู†ุธุฑูˆุง ุฅู„ูŠู‡ ู‚ุงุฆู„ูŠู†: ู„ุง ูˆุงู„ู„ู‡ ุจู„ ูƒุฑุงู…. ูุฌู„ุณ ุจูŠู†ู‡ู…ุŒ ูˆู‡ูˆ ูŠู‚ูˆู„: ุงู„ู„ู‡ู… ุงุฌุนู„ู‡ู… ู…ู† ุงู„ุตุงุฏู‚ูŠู†ุŒ ูˆุงุฌุนู„ู†ูŠ ู…ู† ุงู„ูƒุงุฐุจูŠู†. ุซู… ู…ุฏ ูŠุฏู‡ ููŠ ุงู„ู‚ุตุนุฉ ุงู„ุชูŠ ุจูŠู† ุฃูŠุฏูŠู‡ู…ุŒ ูˆู‡ูˆ ูŠู‚ูˆู„: ู…ุงุฐุง ุชุฃูƒู„ูˆู†ุŸ ูู‚ุงู„ูˆุง: ู†ุฃูƒู„ ุณู…ุงู‹. ูุญุดุง ูู…ู‡ ู…ู† ุงู„ุฃูƒู„ ูˆู‡ูˆ ูŠู‚ูˆู„: ุงู„ุญูŠุงุฉ ู…ู† ุจุนุฏูƒู… ุญุฑุงู…ุŒ ูู‚ุงู„ูˆุง: ุฃูŠู‡ุง ุงู„ุฑุฌู„ุŒ ู‡ู„ ุนุฑูุช ู…ู†ุง ุฃุญุฏุงู‹ุŸ ูุฃุดุงุฑ ุฃุดุนุจ ุฅู„ู‰ ุงู„ุทุนุงู… ูˆู‚ุงู„: ุนุฑูุช ู‡ุฐุง.

5- ุฏุฎู„ ุฃุจูˆ ุฏู„ุงู…ุฉ ุงู„ุดุงุนุฑ ุนู„ู‰ ุงู„ุฎู„ูŠูุฉ ุงู„ู…ู‡ุฏูŠุŒ ูุฃู†ุดุฏู‡ ู‚ุตูŠุฏุฉ ุฃุนุฌุจุชู‡ุŒ ูˆู‚ุงู„ ู„ู‡: ู…ุงุฐุง ุชุฑูŠุฏุŸ ูู‚ุงู„ ุฃุจูˆ ุฏู„ุงู…ุฉ: ุฃุฑูŠุฏ ูƒู„ุจ ุตูŠุฏ. ูุฃุนุทุงู‡ ูƒู„ุจุงู‹ุŒ ูˆู‡ูˆ ูŠุนุฌุจ ู…ู† ุชูุงู‡ุฉ ุทู„ุจู‡. ูˆู„ูƒู† ุฃุจุง ุฏู„ุงู…ุฉ ุนุงุฏ ูŠู‚ูˆู„: ู‡ู„ ูŠุฑุถู‰ ุฃู…ูŠุฑ ุงู„ู…ุคู…ู†ูŠู†ุŒ ุฅุฐุง ุฎุฑุฌุช ู„ู„ุตูŠุฏ ุฃู† ุฃุนุฏูˆ ุนู„ู‰ ู‚ุฏู…ูŠุŸ ูุถุญูƒุŒ ูˆู‚ุงู„: ู‚ุฏ ุฃู…ุฑู†ุง ู„ูƒ ุจุฌูˆุงุฏ. ูู‚ุงู„ ุฃุจูˆ ุฏู„ุงู…ุฉ: ูˆู…ู† ูŠุทุจุฎ ุงู„ุตูŠุฏุŸ ู‚ุงู„: ูˆู‚ุฏ ุฃู…ุฑู†ุง ู„ูƒ ุจุฎุงุฏู…ุฉุŒ ูู‡ู„ ุชุฑูŠุฏ ุดูŠุฆุงู‹ ุขุฎุฑุŸ ูู‚ุงู„: ู†ุนู… ูŠุง ุฃู…ูŠุฑ ุงู„ู…ุคู…ู†ูŠู†ุŒ ู„ู‚ุฏ ุฌุนู„ุช ู„ูŠ ุฃุณุฑุฉ ูƒุจูŠุฑุฉุŒ ูู…ู† ุงูŠู† ูŠุฃูƒู„ูˆู†ุŸ ูุถุญูƒ ุงู„ู…ู‡ุฏูŠ ูˆุฃู…ุฑ ู„ู‡ ุจู…ุงู„ ูŠูƒููŠ ู„ู†ูู‚ุฉ ุจูŠุชู‡ ุงู„ุฌุฏูŠุฏ!

6- ุฐูƒุฑ ุงุจู† ุงู„ุฌูˆุฒูŠ ููŠ โ€ูƒุชุงุจ ุงู„ุฃุฐูƒูŠุงุกโ€œ ุฃู† ูˆู„ุฏุงู‹ ุตุบูŠุฑุงู‹ุŒ ุฌู„ุณ ู…ุน ู‚ูˆู… ูŠุฃูƒู„ูˆู† ูุจูƒู‰. ู‚ุงู„ูˆุง: ู„ู…ุงุฐุง ุชุจูƒูŠุŸ ู‚ุงู„: ุงู„ุทุนุงู… ุญุงุฑ. ู‚ุงู„ูˆุง: ุงุชุฑูƒู‡ ุญุชู‰ ูŠุจุฑุฏ. ู‚ุงู„: ุฃู†ุชู… ู„ุง ุชุชุฑูƒูˆู†ู‡.

7- ู…ุฑ ุฑุฌู„ ุนู„ู‰ ุฌุญุงุŒ ูˆู‡ูˆ ูŠุญูุฑ ุญูุฑุฉ ููŠ ุงู„ุตุญุฑุงุกุŒ ูˆู„ู…ุง ุณุฃู„ู‡ ุนู† ุณุจุจ ุฐู„ูƒ ู‚ุงู„: ุฏูู†ุช ููŠ ู‡ุฐู‡ ุงู„ุตุญุฑุงุก ุฏุฑุงู‡ู…ุŒ ู„ุง ุฃุนุฑู ู…ูƒุงู†ู‡ุงุŒ ูู‚ุงู„ ู„ู‡ ุงู„ุฑุฌู„: ูƒุงู† ูŠุฌุจ ุฃู† ุชุฌุนู„ ุนู„ูŠู‡ุง ุนู„ุงู…ุฉ. ู‚ุงู„ ุฌุญุง: ู‚ุฏ ูุนู„ุช. ู‚ุงู„ ุงู„ุฑุฌู„: ูˆู…ุง ุนู„ุงู…ุชูƒุŸ ู‚ุงู„: ุณุญุงุจุฉ ููŠ ุงู„ุณู…ุงุก ูƒุงู†ุช ุชุธู„ู‡ุง.

8- ุงุดุชุฑู‰ ุฌุญุง ุนุดุฑุฉ ุญู…ูŠุฑุŒ ูˆุฑูƒุจ ูˆุงุญุฏุงู‹ ู…ู†ู‡ุงุŒ ูˆุญุณุจู‡ุงุŒ ูุฅุฐุง ู‡ูŠ ุชุณุนุฉ. ูู†ุฒู„ ุซู… ุญุณุจู‡ุงุŒ ูุฅุฐุง ู‡ูŠ ุนุดุฑุฉุŒ ูู‚ุงู„: ุฃู…ุดูŠ ูˆุฃุฑุจุญุŒ ุฎูŠุฑ ู…ู† ุฃุฑูƒุจ ูˆุฃุฎุณุฑ ุญู…ุงุฑุงู‹.


Anekdot dan Pesta:

1- Seorang pria bernama Imran datang kepada istrinya, dan dia sangat jelek, dan istrinya cantik. Ketika dia menatapnya, dia menjadi cantik dan cantik di matanya. Dia bisa terus menatapnya, jadi istrinya berkata: Mengapa kamu terus menatapku seperti ini? Dia berkata: Puji Tuhan, Demi Allah, kamu telah menjadi cantik. Istrinya berkata kepadanya: Kemudian kamu dan aku berada di surga!! Dan dari mana kamu tau hal itu? Dia berkata: Karena kamu diberi istri sepertiku dan kamu bersyukur. Dan aku diberikan suami sepertimu dan aku bersabar. Sabar dan syukur ada di surga. ๐Ÿคฃ

2- Seorang pengganggu melihat sekelompok orang berjalan, jadi dia mengira mereka sedang diundang ke pesta, jadi dia mengejar mereka. Jika mereka penyair, mereka pergi ke pangeran dengan pujian kepada mereka. Saat semua orang menyanyikan syairnya, dan dia mengambil hadiah, yang tersisa hanyalah pengganggu. Dia duduk dan tidak berbicara. Dikatakan kepadanya : Nyanyikan syairmu. Dia berkata: Saya bukan seorang penyair. Dikatakan: Siapa kamu? Dia berkata, saya dari orang yang tersesat. Allah berfirman: Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat. (QS. Asy-Syuโ€™araโ€™: 224) ๐Ÿ˜‚

3- Utsman bin Rawah, dan seorang temannya melakukan perjalanan ke negara yang jauh. Dalam perjalanan, temannya berkata kepadanya : Wahai Utsman, pergilah ke pasar dan belikan kami daging. Utsman berkata padanya: Demi Tuhan, aku tidak bisa. Jadi temannya itu bangun dan membeli daging, dan kembali berkata: Bangunlah sekarang dan masak dagingnya. Utsman bin Rawah berkata: Demi Tuhan, saya tidak bisa. Maka temannya memasak daging, dan kembali berkata: Sekarang makanan telah disiapkan, dan kamu tinggal meletakkannya di di depanmu. Utsman bin Rawah berkata: Aku tidak bisa, jadi teman itu meletakkan makanan di depannya, dan berkata kepadanya: Apakah kamu tidak makan sekarang? Utsman berkata kepadanya: Demi Tuhan, aku malu dengan permintaan maafku yang besar. Dia bangkit dan makan sambil tertawa.

4- Asyโ€™ab memasuki sekelompok yang sedang makan, dan mereka tidak mengenalnya. Jadi dia berkata kepada mereka: Assalamuโ€™alaikum wahai . Kemudian mereka menatapnya dan berkata: Tidak, demi Tuhan, tapi terhormat. Jadi dia duduk di antara mereka, dan dia berkata: Ya Tuhan, jadikanlah mereka di antara orang-orang yang benar, dan jadikan aku salah satu pendusta. Kemudian dia mengulurkan tangannya di mangkuk yang ada di antara mereka, dan dia berkata: Apa yang kamu makan? Mereka berkata: Kami makan racun. Dia membekap mulutnya karena makan sambil berkata: Kehidupan setelahmu dilarang, jadi mereka berkata: Wahai lelaki, apakah kamu kenal salah satu dari kami? Kemudian Asyโ€™ab menunjuk ke makanan itu dan berkata: Saya tahu ini.

5- โ€œAbu Dalamahโ€, penyair, masuk ke Khalifah โ€œAl-Mahdiโ€, dia menyanyikan puisi yang dia suka, dan dikatakan kepadanya: โ€œApa yang kamu inginkan?โ€ Abu Dalamah berkata: โ€œSaya ingin seekor anjing pemburu. โ€œ Jadi dia memberinya seekor anjing. Ia bertanya-tanya betapa tidak pentingnya permintaannya. Tapi Abu Dalamah lanjut berkata: Akankah Amirul muโ€™minin puas, jika aku pergi berburu, dengan berlari? Dia tertawa, dan berkata: Kami telah memesankan seekor kuda untukmu. Abu Dalamah berkata: โ€œDan siapa yang memasak hasil tangkapan?โ€ Dia berkata: โ€œKami telah memesan seorang pelayan untuk Anda, apakah Anda menginginkan yang lain?โ€ Dia berkata: โ€œYa, Amirul muโ€™minin, saya telah membuat keluarga besar untuk saya, jadi di mana mereka makan? Al-Mahdi tertawa dan memberinya cukup uang untuk dibelanjakan di rumah barunya!

6- Di dalam bukunya, โ€œBuku orang-orang pintarโ€ Ibnu Jauzi menyebutkan. Bahwasannya ada seorang anak laki-laki, duduk bersama sekelompok orang dan ia menangis. Mereka berkata : Mengapa kamu menangis? Anak lelaki itu menjawab : Makanannya pedas. Mereka berkata : Biarkan sampai dingin. Anak lelaki berkata : kamu jangan tinggalkan dia (makanannya).

7- Seorang pria melewati Juha. Dia menggali lubang di gurun. Ketika ditanya tentang alasannya, dia berkata : Saya mengubur dirham di gurun ini, tetapi saya tidak tahu di mana itu. Jadi pria itu berkata padanya : Dia harus membuat tanda padanya. Juha berkata: Saya sudah membuatnya. Pria itu berkata: Apa tandamu? Dia berkata: Awan di langit membayangi itu.

 8 โ€“ Juha membeli sepuluh keledai. Dia menunggangi salah satunya, dan menghitungnya. Ada sembilan keledai. Kemudian dia turun dan menghitungnya. Ada sepuluh keledai. Dia berkata: Aku berjalan dan menang itu lebih baik daripada aku menunggangi keledai dan kehilangan salah satunya.

PS : Jujur pelajaran nahwu dari Ustadz Nouman Ali Khan sangatlah berguna dalam menerjemahkan anekdot-anekdot di atas, selain bantuan dari google translate. I know that it's far from perfect, but I'll study harder. ํŒŒ์ดํŒ…! Oh, iya, btw, aku baru nyadar kalo ini tugas UTS๐Ÿ˜… yang terpenting aku ngerjain dengan usaha sendiri, hehe.

Oh iya, ini source ankedot bhs arabnya

Comments

Popular posts from this blog

๋

It's a fate that I got to know you I like talking to you  And I know that I'm the one who made this relationship not like what it used to be It hurts, a little, because I still want to talk to you But if you already got hurt because of what I said before and no longer want to talk to me, it's okay It's good to know you Maybe it's the best for us not to talk to each other anymore Ps : This is the first time I ever felt heartbreak bc of a man but I'm glad that I only knew him for two weeks, I hope it won't be that hurtful

My Dream Country #America

   Hi guys! Hari ini adalah pertama kalinya aku ngepost di blog ini. Sebenernya aku bingung mau nulis apa tapi kayaknya nulis tentang negara impianku bagus juga tuh.    Menurutku Amerika itu adalah negara yang sangat menarik untuk dibahas. Negara ini tuh ya beda banget sama Indonesia, mulai dari kebersihan lingkungan, budaya, dan cara berpikir orang-orangnya. Amerika tuh bener-bener negara yang bebas,  warga negaranya bisa ngelakuin apapun yang mereka mau. Tapi walaupun begitu, aku tetap pengen tinggal disana. Aku bisa ngerasain musim salju yang dindingnya minta ampun, nikmatin fasilitas umum yang benar-benar bagus, dan aku bisa ketemu banyak artis terkenal disana haha.    Tau nggak kalian nggak sedikit loh orang islam yang tinggal Amerika. Kebanyakan dari mereka tuh ya para imigran dari Negara-Negara yang lagi ada konflik kayak Palestina, Pakistan, Suriah dan masih banyak lagi. Sebenarnya tuh aku iri banget sama mereka, coba bayangin mereka tuh ...

Agung Hapsah : A great youtuber, filmmaker, and debater

Who doesn't like watching youtube? I bet all of you like watching YouTube bcs you can get many things from it. Entertainments? MVs? Hot news? Fun facts? you can watch anything in YouTube. But, who's your favorite YouTuber? Here I wanna share with you guys one of my fav YouTuber. He's not an ordinary Youtuber but he's also a filmmaker and debater. Guess who? Yup! He's Agung Hapsah. Honestly, I just knew his channel a week ago but I've fell in love with the way he makes videos, because they're great. Agung Hapsah is an indonesian youtuber from East Kalimantan. He used to live in Australia but he had to go back to Indonesia for some reasons. I really like his videos bcs I always get something from them. He's a creative person. He doesn't need to have a good camera, famous people to collaborate, or great things to talk about to make a good video. He can use anything around him to make great videos and that was one thing that I really ...